CIREBON – Warga Cirebon patut berbangga. Salah satu warganya, Jamal, alumni SMAN Palimanan, Cirebon, meraih penghargaan paling bergengsi di Jerman. Ia dianugerahui penghargaan DAAD Preis untuk mahasiswa internasional. DAAD Preis ini diberikan setiap tahun untuk mahasiswa internasional yang memiliki pencapaian luar biasa di universitas Jerman.
Jamal saat ini sedang menempuh pendidikan calon dokter di Justus-Liebig University of Giessen (JLU). Jamal adalah pribadi pekerja keras dan tangguh. Selesai menamatkan pendidikan SMU nya tahun 2008 di Palimanan, Cirebon, dia berangkat ke Jerman melalui program Au pair. Sambil bekerja (Au pair) di kota Soest, dia menamatkan pendidikan bahasanya di VHS Soest di tahun 2009.
Dikutip dari website resmi JLU, penghargaan ini diserahkan oleh The Vice President for Teaching and Research, Prof Dr Adriaan Dorresteijn, pada Akademischen Festakts der Justus-Liebig-Universität Gießen (JLU), akhir November 2015. Para komite juri telah melakukan pengamatan yang sekian lama terhadap Jamal. Dia dinilai memiliki determinasi tinggi dalam studi. Dia memiliki komitmen untuk mempromosikan dan mengintegrasikan mahasiswa internasional di lingkungan Fakultas Kedokteran (Medizine), JLU Giessen. Dia juga berperan dalam memediasi perbedaan kultur budaya di antara sesama mahasiswa dan antara mahasiswa-dosen.
Hal inilah yang membuat Dr Michael Knipper, dari Institut für Geschichte der Medizin, mengusulkan Jamal sebagai nominator penghargaan ini. Jamal menjadi contoh pengayaan kehidupan akademik di Universitas Giessen oleh mahasiswa asing. Selain itu, komitmennya untuk mempelopori adanya pelayanan kesehatan yang netral, seperti halnya medical humanitarian (Mer-C), mendapat penilaian sendiri. JLU dan DAAD yakin bahwa dia akan menjadi jembatan bagi pembangunan di Indonesia.
Dalam rangka meraih pendidikan universitas, pendidikan pra kuliah pun dijalani Jamal di Studienkolleg Mittelhessen yang diselesaikan tahun 2011. Jalan menuju cita-cita pun makin dekat ketika dia diterima sebagai sebagai mahasiswa kedokteran di JLU Giessen. Saat ini dia sudah semester 9 dan selangkah lagi akan memperoleh gelar dokter. Semua tahap ini dilalui sambil bekerja part time.
Menurut mahasiswa Indonesia di Jerman, Yousuf Kurniawan, sepanjang yang diketahuinya, Jamal juga aktif berorganisasi baik di kampus dan di luar kampus. Di kampus salah satunya sebagai anggota perwakilan senat mahasiswa asing (AStA). Di luar kampus, dia aktif di Mer-C dan beberapa organisasi pengajian. Jamal juga menginisiasi pengajian mahasiswa Indonesia dan juga aktif dalam pengajian masyarakat Indonesia di Hessen dan sekitarnya. Dia juga salah seorang perintis pendirian Masjid Indonesia di Frankfurt. “Tapi dia pribadi yang sangat rendah hati” tulis Yousuf. (ing, foto: DOC/Justus-Liebig-Universität Gießen)
[Artikel ini dikutip dari Radar Cirebon]
————————————————–
Saudara Jamal juga merupakan panitia Masjid Indonesia Frankfurt (Main). Di Masjid Indonesia Frankfurt (Main), Jamal memiliki jabatan sebagai kepala Divisi Dana Masjid Indonesia Frankfurt. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan atas kesuksesan yang diraih Jamal dan bisa menjadi semangat untuk seluruh generasi muda, terutama yang berdomisili di Frankfurt (Main) dan sekitarnya.